Translate

Senin, 22 Oktober 2012

Sebuah Permenungan

"Sebuah Permenungan"



         Ini adalah sebuah renungan Hidup yang diperoleh "Sang Pencari" dari seorang Pastur yang Bernama    RD. Laurensius Rony.
         Semoga Bermanfaat Bagi Pembaca :

 Untuk Kita Renungkan

Kita punya gedung-gedung tinggi, tapi kesabaran yang rendah…
jalan-jalan yang lebar, tapi pandangan yang sempit….
banyak membelanjakan uang, tapi barang yang didapat semakin sedikit…
membeli lebih banyak, tapi kurang menikmatinya…
rumah besar, tetapi anggota keluarga yang lebih sedikit…..
kenyamanan yang lebih, tapi kurang waktu untuk menikmatinya….
banyak ahli, tetapi lebih 
 banyak persoalan lagi yang muncul….
lebih banyak obat, tetapi kurangnya kesejahteraan…
kita melipatgandakan harta benda, tetapi mengurangi nilainya…
kita bicara terlalu banyak….tetapi jarang mencintai…dan lebih banyak
membenci….
kita belajar bagaimana harus hidup, tetapi bukan kehidupan yang sesungguhnya….
menambahkan tahun demi tahun kehidupan kita, tapi bukan makna kehidupan pada tahun-tahun kehidupan kita ….
kita telah ke bulan bolak-balik, tapi begitu sulit menyeberangi jalan menemui tetangga baru….
kita telah menaklukkan angkasa luar, tetapi belum bisa menaklukkan nafsu di dalam diri….
kita membersihkan udara dari polusi, tapi mengotori jiwa….
kita telah memecahkan atom dan molekul, tapi belum prasangka-prasangka buruk kita…
kita memiliki pendapatan yang lebih tinggi, tapi moral yang lebih rendah….
kuantitas (jumlah) bertambah, tapi kualitas menurun….
orang-orang semakin jangkung (tinggi), tetapi karakter rendah…
keuntungan yang begitu tajam (banyak), tetapi hubungan antar manusia yang semakin dangkal….
perdamaian dunia, tapi pertengkaran di dalam keluarga…
banyak waktu senggang, tapi kurangnya kegembiraan…
banyak ragam makanan, tapi kurangnya nilai gizi…..
banyak rumah berpenghasilan dari dua sumber, tapi lebih banyak perceraian….
atau rumah-rumah yang lebih mewah dan indah, tapi rumah tangga-rumahtangga yang retak….
banyak yang dipamerkan, tetapi sebenarnya persediaannya tidak ada….
Ingatlah, gunakan waktu bersama orang-orang yang Anda cintai, karena mereka tidak selamanya akan berada di sekitar kita……
Katakanlah kata-kata yang enak didengar pada anak-anak Anda, karena akan tiba saatnya mereka tumbuh dewasa lalu meninggalkan Anda….
Berikanlah pelukan hangat kepada pasangan hidup Anda, karena hanya itulah harta yang dapat Anda berikan dengan hati Anda dan Anda tidak usah mengeluarkan satu sen pun karenanya….
Katakanlah: “Aku cinta padamu” kepada partner hidup Anda dan kepada orang-orang yang Anda cintai, tetapi terlebih-lebih, bersungguh-sungguhlah dalam mencintai….
Sebuah ciuman dan sebuah pelukan yang tulus akan menyembuhkan luka hati…..
Bergandengan tanganlah dan ingatlah saat-saat bahagia itu karena suatu hari orang yang kita cintai itu akan pergi…..
Berilah waktu untuk mencintai….
untuk bicara….
untuk membagikan pengalaman-pengalaman
dan pemikiran-pemikiran yang berharga…
———————————————————-
Marilah kita membangun dunia yang lebih baik….
mulailah dari hal-hal yang kecil….
mulailah dari diri sendiri….
dengan niat dan cara yang baik….
mulailah sekarang juga…dan terus…dan terus…
sampai nanti saatnya DIA memanggil kita…..
untuk bersamaNYA di rumah bahagia….
kekal selama-lamanya…..
Teriring salam kasih dan sejahtera untuk semua…..



ttd.


"Sang Pencari"

Senin, 01 Oktober 2012

Fenomena Interaksi Sosial di Lingkungan Sekitar



“Fenomena Interaksi Sosial di Lingkungan Sekitar”
Oleh:
(Ambrosius Dean Perwira/A1B012011)
Apa itu Interaksi Sosial? Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang-perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu. Interaksi sosial tersebut dapat berupa kerja sama (Cooperation), persaingan (Competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (Confilct). Suatu pertikaian mungkin mendapatkan suatu penyelesaian. Mungkin juga penyelesaiaan tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu, yang dinamakan akomodasi (Accomodation).

 Interaksi sosial  antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di Lingkungan sekitar kita. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi perbenturan antara kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Misalnya, di kalangan Suku Sasak di Lombok, berlaku suatu tradisi yang telah mendarah daging atau turun menurun bahwa dalam perkawinan (Merariq), setelah laki-laki “mencuri” wanita yang akan dijadikan istri, pihak laki-laki akan datang ke pihak perempuan untuk memberitahukan bahwa si wanita telah dicuri, setelah itu pihak laki-laki dan perempuan membicarakan (tawar-menawar) mengenai besarnya seserahan (mas kawin) yang harus diserahkan pihak laki-laki kepada pihak perempuan, proses ini dinamakan Sejati-Selabar. Setelah itu, dilakukanlah resepsi (begawean) di pihak laki-laki, kemudian dilakukanlah tradisi Nyongkolan yang di dalamnya terdapat acara adat Sorong Serah Aji Kerame di pihak mempelai wanita. Setelah semua proses itu dilakukan, maka selesai atau berakhirlah acara perkawinan dalam tradisi adat Suku Sasak.